Candi Barong: Perjalanan Menemukan Sebuah Candi

12:39 PM

"Ini nanti gimana pulangnya? Naik sini lagi?" pertanyaan yang terlontar ketika melihat jalan menurun yang dipenuhi dengan bebatuan dan aspal yang sudah rusak.


Sebelumnya jalan yang dilalui relatif lancar walaupun hanya sekedar jalan di tengah pedesaan. Dari jalan yang cukup menanjak menuju Candi Ijo, kami berbelok tepat di sebuah gapura berwarna hijau. Pikir kami, tinggal mengikuti jalan dan tidak lama kami akan sampai di tujuan, Candi Barong.

Untuk memastikan jalan yang kami ambil benar atau tidak, kami bertanya pada seorang pemilik rumah yang ada di pinggir jalan. Katanya, ikuti terus saja jalannya. Tiba-tiba kami menjumpai sebuah pertigaan. Berhenti, sambil berpikir arah mana yang harus di ambil. Karena tidak bisa memutuskan, akhirnya kami bertanya pada rombongan anak kecil yang sedang bermain. "Ke sana mbak," kata seorang dari mereka sambil menunjuk ke arah kiri.

Oke jalan mulai menurun dan berupa medan tanah yang sedikit becek. Nah, pertigaan lagi? Lebih baik bertanya daripada nyasar adalah prinsip perjalanan kali ini. Dari seorang kakek kami tahu harus berbelok ke arah kanan, ikuti jalannya saja. Kakek itu juga mengingatkan untuk berhati-hati karena jalan di depan berupa turunan dan rusak. Ya itu adalah jalan yang ada di gambar atas.

Setelah tanjakan yang cukup serasa off road tersebut kami melewati sebuah bendungan dan terus melaju mengikuti jalan yang medannya lebih baik. Hingga akhirnya, kamipun melihat hamparan hijau yang merupakan halaman Candi Barong.

ciwulsky.blogspot.com
Ya akhirnya kami sampai. "Halo Candi Barong akhirnya aku berjumpa denganmu!" sapaku pada angin yang diam. Setelah memarkirkan motor di halaman terbuka seberang candi, kami menuju pos penjagaan. Di sana pengunjung hanya perlu mengisi buku tamu dan membayar tiket secara sukarela.

Secara geografis Candi Barong ini terletak di perbukitan Batur Agung, tepatnya di Dusun Candi Sari, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Candi yang bercorak Hindu ini terdiri dari tiga buah teras. Di teras pertama yang cukup luas tersebut tidak ditemukan suatu bangunan, sedangkan di halaman teras kedua terdapat bangunan dan ada beberapa umpak batu berbentuk segi delapan. Nah teras ketiga atau teras tertinggi terdapat selasar dan dua buah candi yang tidak memiliki jendela dan pintu. Teras tertinggi itulah  dianggap sebagai tempat paling suci. Pada masing-masing sisi bangunan candi terdapat relung dengan hiasan kala dan makara. Karena hal itu jugalah dinamakan Candi Barong oleh penduduk setempat dikarenakan adanya hiasan kala pada setiap tubuh candi, yaitu berupa singa/barong. Dua candi yang berada di teras teratas itu memiliki ukuran dan bentuk yang hampir sama, yang berbeda adalah candi pertama digunakan untuk pemujaan Dewa Wisnu dan candi kedua untuk pemujaan Dewi Sri.
Menuju senja
Karena tempatnya yang cukup tinggi dan terbilang sepi, tempatnya ini sangat cocok digunakan untuk bersantai sore sambil menanti matahari tenggelam. Sepertinya hari itu saya kurang beruntung untuk melihat sunset di Candi Barong karena tiba-tiba hujan turun cukup deras, dengan bergegas kami berlari menuju pos penjagaan. Di dalam pos penjagaan terpajang beberapa foto yang cukup menggambarkan tentang pemugaraan candi ini. Menurut sumber yang saya baca, Candi Barong ditemukan oleh seorang Belanda pada awal abad ke-20 dalam kondisi runtuh. Jadi, butuh beberapa kali proses pemugaraan hingga sampai kondisi sekarang ini.
ciwul - nika - temennya laily (maaf lupa namanya) - laily
Setelah bertanya pada bapak penjaga pos kami tahu bahwa ada jalan lain untuk pulang selain jalan yang kami lalui ketika berangkat tadi. Jalan tersebut tinggal lurus mengikuti jalanan aspal ke arah utara. Di tengah perjalanan kami melalui sebuah tempat yang cukup menarik perhatian bernama "Sumber Watu Heritage". Dan ternyata tempat tersebut adalah sebuah resort dan restaurant. Dan di samping Sumber Watu Heritage kami menemukan air terjun. Oh men! Akhirnya. Oke sebenarnya entahlah itu air terjun atau cuma sekadar air mengalir. Lalu kamipun memberinya nama Cini Mini Waterfall yang berasal dari kata Ciwul dan Nika. Hahahaha cukup konyol. Dari tempat itu juga kami bisa melihat Candi Prambanan dari kejauhan.

Kamipun masih menyusuri jalanan hingga akhirnya kami sampai di jalan besar yang ternyata adalah jalan dekat Candi Prambanan. Oh men! Ternyata ada jalan yang lebih mudah dan yaaaa ini tuh rasanya semacem nyesek. Tapi nggak apa-apalah setidaknya kami sudah menemukan dua jalan yang berbeda. Jadi kesimpulannya untuk menuju Candi Barong bisa lewat Jl Prambanan - Piyungan (seperti jalan berangkat kami) dan langsung lewat jalan menuju Candi Prambanan, yaitu belok ke kanan ketika sampai di gapura seperti foto di bawah ini:
Sampai jumpa di jalan-jalan selanjutnya

You Might Also Like

0 comments