Opening International Festival Ramayana 2013 |
Indonesia, India, Thailand, Cambodia, Laos, Myanmar, Philippines, Malaysia, Singapore |
Episode 1 of Ramayana Story by delegates from India - The Svayamvara for Sita |
Episode 1 of Ramayana Story by delegates from India - The Svayamvara for Sita |
Episode 1 of Ramayana Story by delegates from India - The Svayamvara for Sita |
Episode 2 of Ramayana Story by delegates from Cambodia - The Coronation of Bharata |
Episode 2 of Ramayana Story by delegates from Cambodia - The Coronation of Bharata |
Episode 2 of Ramayana Story by delegates from Cambodia - The Coronation of Bharata |
Closing International Ramayana Festival episode India and Cambodia |
Ramayana (dari bahasa Sanskerta: रामायण, Rāmâyaṇa; yang berasal dari kata Rāma dan Ayaṇa yang berarti "Perjalanan Rama") adalah sebuah cerita epos dari India yang digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki. Cerita Ramayana ini juga terpahat dengan apik di candi Hindu, Candi Prambanan. Kisah ini turut disajikan dalam sebuah pertunjukkan Sendratari Ramayana.
Sendratari Ramayana menyuguhkan cerita Ramayana dengan perpaduan drama, tarian, tembang dan gamelan khas Jawa. Dengan panggung terbuka berlatar belakang Candi Prambanan dan bulan purnama, pertunjukkan itu semakin tampak mengagumkan.
Cerita ini dimulai ketika Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk menentukan pendamping puterinya, Dewi Shinta yang pada akhirnya dimenangkan oleh Rama Wijaya.
Rahwana adalah seorang Raja Alengkadiraja yang ingin merebut Dewi Shinta karena dianggap sebagai titisan dari Dewi Widowati. Untuk itu, diubahnya seorang pengikut yang bernama Marica menjadi seorang Kijang Kencana untuk menggoda Shinta. Melihat keelokan kijang, Shinta meminta Rama untuk menangkapnya.
Karena Rama tak segera kembali, Shinta menyuruh Leksmana untuk mencari Rama. Untuk melindungi Shinta seorang diri di tengah hutan, Leksmana melingkarinya dengan lingkaran magis. Rahwana yang sudah tahu kondisi Shinta merubah dirinya menjadi Brahmana tua dan mendekati Shinta hingga akhirnya dia keluar dari lingkaran, maka ditariklah Shinta dan dibawa ke Alengka.
Singkat cerita, Rama Wijaya, Hanoman dan para prajuritnya menyerang Alengka. Dalam perang itu Rahwana gugur terkena panah pusaka Rama dan dihimpit Gunung Sumawan yang dibawa Hanoman.
-selesai- |
*) pengertian Ramayana diambil dari Wikipedia
**) tiket kelas Pelajar Sendratari Ramayana: Rp 30.000
***) foto koleksi pribadi
Nyasar. Ini adalah satu kata yang bisa menggambarkan perjalanan menuju Umbul Ponggok akhir pekan lalu. Tanpa ada satu orang yang tahu jalan ke lokasi kami tetap berangkat dengan mengandalkan Google Map dan tanya sana-sini. Seingat saya, jika dari Jogja ikuti saja Jl Jogja-Solo nanti kalau ketemu GOR belok ke utara, ikuti jalan terus, Umbul Ponggok-nya ada di pinggir jalan (nggak jelas ya? tambah bingung ya? akupun .__.) Sekitar jam 9.30 kami sampai di Umbul Ponggok tentu saja lebih lama dari perkiraan waktu yang (mungkin) hanya 1 jam.
Sumber mata air Umbul Ponggok ini berada di desa Ponggok, kecamatan Polanharjo, kabupaten Klaten. Dengan kedalaman air sekitar 1,5 - 3 meter, Umbul Ponggok ini menawarkan kolam renang yang berbeda, dasar kolam yang dihiasi pasir dan bebatuan serta berbagai macam ikan air tawar. Walau tentu saja lebih menarik snorkeling di laut tapi setidaknya lumayanlah.
Pagi itu Umbul Ponggok masih relatif sepi, bisa santai nih, pikir kami. Sebelumnya saya sudah baca sana sini dari internet jadilah saya tidak begitu kaget ketika melihat seorang ibu-ibu yang mencuci pakaian di sana atau seorang bapak yang sedang mandi lengkap dengan sabunnya. Mungkin jika dilihat dari atas, tempat ini hanya semacam kolam biasa.
Nggak sabar. Setelah ganti baju, ambil kamera, ambil alat snorkeling saya langsung menceburkan diri ke kolam tapi di pinggiran dulu. Dari Jogja kami sudah bersiap dengan menyewa kamera underwater dan alat snorkeling. Total!
"Dingin bangeeeet. Eh gilaaaa ini dalemnya berapa meter woy!"
Kemampuan renang yang nggak seberapa membuat saya nggak berani gerak jauh-jauh. Ah basi nih kalau gini doang, pikirku. Beberapa dari kami akhirnya meminjam jaket pelampung, dan saya memilih untuk sewa ban pelampung saja. Buat jaga-jaga kalau tenggelam.
Sementara yang lain mencoba alat di pinggir, saya dan Loni sudah berenang dan foto-foto sampai tengah. "Nik, ada yang foto pakai bendera tuh di bawah. Mau!" kata Loni. Ah iya mumpung tujuh belasan. Akhirnya kami samperin sekelompok mas-mas itu dan numpang foto.
Dari obrolan kami akhirnya tahu bahwa mereka dari komunitas selam Jogja (namanya kurang tahu). "Banyak tekniknya. Ikut latihan aja, biasanya di IKIP (kolam renang UNY)," jawab salah satu dari mereka ketika saya tanya cara menyelam. Menarik! Puas ngrusuhin mereka, akhirnya balik ke temen-temen dan renang bareng mereka. Nik fotoin... Lagi... Aku... Foto bareng-bareng aja yuk... Timer sih... dan tiba-tiba kamera mati. Sial! Baterainya udah habis.
Puas foto-foto, renang sampai kaki dan tangan pegel, kulit udah makin gosong dan makin siang. Akhirnya kami udahan. Buat yang kelaparan di sini nggak perlu khawatir karena ada beberapa penjual makanan, paling enak sih gorengan yang pas anget-angetnya. Selain satu kolam besar yang berhias pasir dan ikan, di Umbul Ponggok juga ada kolam untuk anak-anak. Fasilitas lain ada kamar mandi, mushola, peminjaman ban pelampung, alat snorkeling, jaket pelampung, dan kamera underwater. Bahkan di sana juga ada becak air, jadi hati-hati ya kalau lagi asik berenang eh tiba-tiba nabrak becak air.
Menurut saya tempat ini lumayan menarik bisa buat latihan snorkeling. Bahkan seperti yang kami jumpai, tempat ini juga biasa digunakan anak komunitas selam untuk berlatih. Namun yang membuat saya risih adalah penggunaan sabun atau detergen yang digunakan warga untuk mencuci atau mandi. Kan sayang sumber mata air yang menyegarkan seperti ini tercemar limbahnya. Satu lagi, dedaunan yang jatuh ke kolam juga cukup mengganggu kebersihan Umbul Ponggok ini. Berharap saja ke depannya bisa lebih terawat.
*tiket masuk: Rp 5.000
*parkir: Rp 2.000
*kamar mandi/toilet: Rp 1.000
*sewa ban pelampung: Rp 3.000 - Rp 5.000
*sewa jaket peampung: Rp 5.000
*sewa alat snorkeling satu set (masker+snorkel+fins): Rp 15.000/jam
*kamera underwater: Rp 10.000/4 jepret
**sewa alat snorkeling di Jogja lebih murah, satu set Rp 30.000/24 jam atau masker+snorkel hanya Rp 15.000/24 jam di Sentra Selam Jogja
Sementara yang lain mencoba alat di pinggir, saya dan Loni sudah berenang dan foto-foto sampai tengah. "Nik, ada yang foto pakai bendera tuh di bawah. Mau!" kata Loni. Ah iya mumpung tujuh belasan. Akhirnya kami samperin sekelompok mas-mas itu dan numpang foto.
posenya pecicilan banget |
ika - runisa - nindya - lia - loni - nika - fatho - shinta |
Menurut saya tempat ini lumayan menarik bisa buat latihan snorkeling. Bahkan seperti yang kami jumpai, tempat ini juga biasa digunakan anak komunitas selam untuk berlatih. Namun yang membuat saya risih adalah penggunaan sabun atau detergen yang digunakan warga untuk mencuci atau mandi. Kan sayang sumber mata air yang menyegarkan seperti ini tercemar limbahnya. Satu lagi, dedaunan yang jatuh ke kolam juga cukup mengganggu kebersihan Umbul Ponggok ini. Berharap saja ke depannya bisa lebih terawat.
see ya! |
*parkir: Rp 2.000
*kamar mandi/toilet: Rp 1.000
*sewa ban pelampung: Rp 3.000 - Rp 5.000
*sewa jaket peampung: Rp 5.000
*sewa alat snorkeling satu set (masker+snorkel+fins): Rp 15.000/jam
*kamera underwater: Rp 10.000/4 jepret
**sewa alat snorkeling di Jogja lebih murah, satu set Rp 30.000/24 jam atau masker+snorkel hanya Rp 15.000/24 jam di Sentra Selam Jogja
Kebun Buah Mangunan. Ini adalah kali ketiga saya datang ke kebun buah yang terletak di Dusun Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Lokasi ini bisa dicapai melewati Jalan Imogiri Timur, detailnya coba tanya google, karena faktor mbonceng saya kurang memperhatikan jalan. Di beberapa titik jalan sudah tersedia petunjuk arah tetapi menurut saya akan lebih baik lagi jika disertakan jarak yang masih harus ditempuh menuju kebun buah tersebut.
Waktu tempuh dari lokasi kumpul kami di Berbah sampai Kebun Buah Mangunan tidak sampai satu jam, bahkan teman saya cuma butuh waktu 30 menit. Tentu saja tergantung kecepatan dan keadaan jalan. Sebelum memulai perjalanan ada baiknya cek dulu kondisi kendaraan, karena jalanan yang menanjak (tapi relatif masih aman). Repot juga kan kalau ban motor bocor di jalanan menanjak yang jauh dari bengkel. Oke ini sedikit curhat.
Tiket masuk kawasan ini Rp 5.000,00 per orang. Di sana juga ada kolam, play ground dan pepohonan yang cukup rindang hingga tak heran jika ada rombongan keluarga yang menggelar tikar dan makan bersama ataupun anak-anak yang bermain riang. Untuk mencapai gardu pandang, pengunjung masih perlu berjalan naik sedikit. Jalanannya pun sudah berupa tangga. Yang saya lihat ada juga pengunjung mengendarai kendaraan (motor, mobil) mereka ke atas.
Menurut satu sumber yang saya baca kebun buah ini terletak di ketinggian 1000 meter diatas permukaan laut di gugusan pegunungan Imogiri. Begitu sampai di gardu pandang, pengunjung akan menjumpai pemandangan yang cantik. Hijaunya pepohonan di perbukitan yang jauh di sana, Sungai Oyo yang berkelok-kelok dan gradasi birunya langit.
Ketika ke sana kemarin, saya tidak memperhatikan apakah ada buah-buahan disana. Mungkin pas bukan musimnya.
Ini adalah team dolan dadakan. Minus Hanafi yang ngefotoin. |
Oke, sampai jumpa! |
#Day3
Yang jelas, hatiku tertinggal di Karimun Jawa!
Sudah pagi dan ini waktunya kami berkemas. Lagi-lagi kami akan berlayar bersama KMP Muria selama 6 jam. Bosan sudah pasti tapi senang juga bisa bertukar cerita dengan orang lain, walaupun sama-sama tentang Karimun Jawa. Buat saya, perjalanan itu bukan hanya tentang keindahan alam tapi juga interaksi dengan orang lain, budaya setempat dan pastinya pelajaran apa yang didapat.
Jadi, terima kasih buat @mlampahmirah atas ajakan liburannya dan teman jalan yang seru @alvaniLa @anung_rahmawan @NovianaAyu @ririKhurnia @shofiaku \o/
Yang jelas, hatiku tertinggal di Karimun Jawa!
#Day2
Selamat pagi. Kami siap untuk hari yang super
pecah!
Sekitar jam 7 kami berjalan ke
Pelabuhan Rakyat. Kami melewati Alun-Alun Karimun Jawa lagi dan yang membuat kami
semua kaget adalah di balik alun-alun ternyata sudah laut! Kami melewatkannya
semalam.
Dengan diantar, sebut saja Mas
Mul dan Mas-yang-saya-lupa-namanya kami menuju Pulau Menjangan Besar. Dalam bahasa Indonesia
Menjangan berarti Rusa, sesuai artinya dulu di pulau itu terdapat banyak rusa
tapi entahlah kemana mereka sekarang.
Kapal menepi. “Ada yang mau
berenang bareng hiu?” Beberapa dari kami meng-iya-kan. Berbekal pelampung di
badan saya cuma ngambang ke sana sini. Tak lama kami sudah memakai masker dan
snorkel, siap menyapa dan berenang bersama. Walau bukan berenang bersama hiu
‘agresif’ tapi ketika dipancing dengan ikan-makanannya, hiu-hiu itu terlihat
gila berenang memutari kami yang cuma diam tak bergerak.
seolah berkata, "ih.... hiu" :-| |
“Waaaaaah aku dikrikiti hiu,” teriak mbak Vani digoda
hiu dan selang beberapa waktu aku juga.
Sebelum hiu khilaf dan lapar,
kami segera beranjak dari kolam hiu. Perpisahan dengan Pulau Menjangan Besar
kami lakukan dengan berfoto bersama kura-kura dan ikan gembung.
Selanjutnya kami akan menyelami
lautan, tapi berhubung belum ahli jadi snorkeling aja cukup. Coba tengok ke
bawah dan ini yang akan kamu lihat.
Jam menunjukkan waktunya makan
siang, kapal kami pun beranjak dari lokasi snorkeling ke sebuah pulau bernama
Pulau Cemara Kecil. Bisa dibilang kebanyakan wisatawan akan mampir ke pulau ini saat
makan siang. Sembari menunggu ikan yang dibakar kami bisa melakukan banyak hal di pulau ini. Foto, berkubang di laut, bikin video, lari ke sana-sini atau mau tiduran juga bisa banget. Yang paling berkesan dari pulau yang nggak luas ini adalah tikungannya, pasir yang sehalus tepung, gradasi warna laut, dan birunya langit. Sempurna banget!
Setelah energi terisi penuh, jadi udah siap kan?
Ya! Kami siap nyebur lagi ke laut dan menyapa penghuninya. Di spot kedua ini bisa dibilang lebih keren, karang dan ikannya.
Oke kan? |
Semakin sore. Kami menuju sisi barat Pulau Karimun Jawa, Ujung Gelam. Tempat ini ramai pada saat sore hari. Kamu bisa menikmati pantai sore hari di gubuk-gubuk penjual makanan, di bawah pohon kelapa khas pantai atau masih pengen snorkeling? Beberapa orang terlihat snorkeling di sana katanya nggak kalah bagus tapi kami tidak mencobanya.
"Aku foto ya. Kalian kan BFF gitu," kata mbak Shofi. |
Sore itu, setelah melahap gorengan di salah satu gubuk kami berjalan menyusuri pantai Ujung Gelam. Sampai akhirnya kami bertemu dengan matahari terbenam.
Sebelum semakin gelap kami harus segera pulang. Setelah itu, beberes diri dan malam itu kami habiskan dengan berjalan-jalan. Makan malam, membeli oleh-oleh, bahkan berhubung malam minggu Karimun Jawa rame ada layar tancap dan dangdutan di Alun-alun.