Menjadi Anak Rumahan dan Belajar Menikmatinya

4:10 PM



Hai! Udah berapa minggu jadi anak rumahan? Semoga nggak bosan dan tetap sehat-bahagia lahir-batin ya.

Jauh sebelum pandemi Covid-19 ini bisa dibilang saya udah jadi anak rumahan yang pemalas (bangettt haha). Namun tetap sesekali butuh menyeimbangkannya dengan keluar rumah untuk jalan-jalan, berkegiatan, dan ketemu teman-teman. Udah punya basic sebagai anak rumahan cukup membantu untuk saat ini. Meskipun rasanya tentu berbeda karena ada alasan kuat yang membatasi ‘gerak’. Nggak apa-apa, ini hanya sementara dan demi kebaikan bersama.

Nah soal belajar menikmati waktu sebagai anak rumahan, bisa dibilang ada tiga buku yang cukup memengaruhiku.

A Simple Life


Menemukan kebahagiaan dari hal sederhana di sekitar kita. Satu kalimat yang merangkum keseluruhan buku karya Desi Anwar ini.

Setelah membacanya, kebiasaan-kebiasaan baru pun bermunculan seperti jadi suka minum teh, makin rajin me time, hingga melamun sore-sore. Lebih dari itu, saya juga jadi punya sudut pandang baru soal gaya hidup.

Setiap bab A Simple Life punya topik bahasan yang beda dengan panjang tulisan hanya 3-5 lembar. Singkat dan menyenangkan! Asal buka dan baca, jadi cara favoritku menikmati buku ini.

Oh iya buat yang penasaran sama buku ini bisa intip free sample-nya di sini untuk versi bahasa inggrisnya.

The Little Book of Hygge

Denmark pernah jadi negara paling bahagia di dunia lho. Ini karena hygge (dibaca hooga), cara orang Denmark untuk menikmati hidup dengan baik. Mengutip salah satu kalimat di dalamnya, “hygge is about an atmosphere and an experience, rather than about things.”

Lewat buku Meik Wiking ini kita akan tahu kalau orang Denmark sangat suka dengan kebersamaan, kehangatan, kenyamanan, menemukan kebahagiaan di rumah, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya. Dari buku ini, sekali lagi, saya belajar bahwa kebahagiaan itu bisa muncul dari diri sendiri dan dari hal-hal kecil sekali pun.

Buku yang membawa kesenangan ini juga saya dapat dengan cara yang menyenangkan karena ada di Prelo. Yap, meski secondhand tapi masih sangat bagus dan tentunya murah meriah. Buat yang belum punya bukunya, teman-teman bisa intip lewat sini dulu ya.

Slow

Buku terakhir adalah Slow milik Greatmind.

Dengan tagline “karena hidup itu berjalan, bukan berlari,” Greatmind berhasil mencuri perhatian. Apalagi saat menemukannya, pikiran saya lagi penuh dan rasanya banyak hal yang harus segera diselesaikan. Nyatanya itu hanya ada di pikiran saya yang nggak mindful dan nggak bisa mengatur prioritas. Saya diajak belajar untuk menjadi perlahan supaya lebih paham dengan apa yang sedang terjadi, dengan apa yang sedang dihadapi.

Slow ini berisi tulisan dari beberapa public figure soal perspektif mereka tentang hidup yang lebih santai. Seru lho bisa menyimak dan memaknai perjalanan seseorang menemukan life style baru, pandangan saat menghadapi tantangan, hingga membahagiakan diri luar-dalam.

Selain lewat buku Slow, Greatmind juga mempublikasikan artikel-artikel menarik di website greatmind.id. Baca yuk! Supaya di tengah gencarnya pemberitaan Covid-19, kita bisa lebih slow dengan membaca hal-hal yang positif.
***

Punya waktu luang memang menyenangkan tapi kalau terlalu lama dan tak tahu cara menikmatinya juga bisa jadi menjemukan. Tiga buku di atas adalah referensi saya untuk menemukan cara menikmati waktu di rumah dengan hal-hal sederhana. Ini juga yang kamu butuhkan? Yuk baca bukunya!

*Ketiga buku di atas, nggak melulu membahas soal kebahagian di rumah tapi juga punya tema yang lebih luas. Karena saya yang terlalu anak rumahan dan situasi sedang mendukung, jadi hal ini yang saya tulis.
**Jangan lupa jaga kesehatan dan kewarasan ya, teman-teman!

You Might Also Like

0 comments