Familiarization Tour Progosari | Day One

10:24 PM

Kalau kata @LiburanJogja, “karena berlibur itu, sangat bisa dilakukan di negeri sendiri.” Saya sangat setuju dengan kalimat itu, bagaimana tidak di Jogja sendiri saja berbagai macam wisata bisa kita dapatkan, mulai dari desa wisata, kerajinan, kesenian, pegunungan, pantai, goa, wisata sejarah, wisata kuliner dan lain sebagainya. Bahkan saya sendiri yang memang orang Jogja belum sepenuhnya mengunjungi obyek wisata yang ada, karena itulah saya sangat senang bisa bergabung dengan Familiarization Tour Progosari tanggal 30-31 Oktober 2012 lalu yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta, Gunungkidul dan Kulonprogo.

Acara ini adalah jalan-jalan sebagai promosi obyek wisata yang ada di Gunungkidul dan Kulonprogo. Tour inilah yang membuat saya berpikir “Ini aku yang orang Jogja aja berasa wisatawan luar kota karena belum pernah jalan-jalan sampai sini” dan saya semakin cinta Jogja *mengalun Jogja Hiphop Foundation di kejauhan
"Jogja Jogja tetap istimewa
Istimewa negerinya istimewa orangnya
Jogja Jogja tetap istimewa
Jogja istimewa untuk Indonesia"

Hari pertama tour rombongan Fam Tour Progosari dibawa menuju Gunungkidul. Nah karena perkiraan yang salah (tadinya saya pikir ke Kulonprogo dulu), saya nggak bawa baju ganti sedangkan dilihat dari itinerary bakalan basah-basahan.

Sedikit terlambat dari jadwal yang ditentukan kami (rombongan Familiarization Tour Progosari) berangkat dari Dinas Pariwisata Provinsi DIY menuju Gunung Api Purba. Gunung Api Purba atau yang dikenal juga dengan Gunung Nglangeran merupakan gunung berapi yang kini sudah tidak aktif, keberadaannya jauh sebelum terbentuknya gunung Merapi di kabupaten Sleman. Gunung Api Purba ini terletak di desa Nglangeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul yang bisa dicapai dari kota Yogyakarta dengan jarak ±20km atau dengan waktu tempuh ± 30 menit. Namun, sayang sekali rombongan hanya lewat saja karena waktu yang tidak memungkinkan. Padahal saya sangat tertarik berkunjung ke sana, tracking menuju puncak dan menikmati pemandangannya. Mungkin lain kali harus ke sana.


Destinasi kedua adalah Desa Wisata Bobung yang terletak di desa Putat kecamatan Patuk kabupaten Gunungkidul 10 km arah barat kota Wonosari atau 30 km arah timur kota Yogyakarta. Daya tarik desa wisata ini adalah sentra kerajinan batik kayu. Di sana dapat ditemui kerajinan seperti topeng, patung, dakon, baki, gantungan kunci, miniatur hewan dan lain sebagainya. Saya penasaran juga bagaimana kalau gambar topeng saya di rumah dibuat topeng beneran, perlu dicoba.
Topeng kayu di Bobung yang belum dibatik
Gantungan kunci topeng, kerajinan batik kayu Desa Wisata Bobung #Gunungkidul #Jogja #Indonesia #instadroid (Taken with Instagram


Setelah puas menjelajah Desa Wisata Bobung perjalanan dilanjutkan menuju Desa Bleberan kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul atau 8 km ke arah barat kota Wonosari (info: desawisatableberan.web.id). Obyek wisata yang dituju adalah Goa Rancang Kencana dan air terjun Sri Gethuk. 

Goa Rancang Kencana: Goa adalah sebuah tempat, Rancang adalah perencanaan atau penyusunan strategi dan Kencana (Bahasa Jawa: Kencono) adalah emas. Jadi bisa diartikan tempat ini merupakan tempat yang digunakan untuk merencanakan sebuah kegiatan kebajikan/mulia (emas). Goa ini memiliki satu ruangan besar dengan luas 20 m x 20 m dengan ketinggian 12 m, ruangan kedua dengan ukuran 3 m x 3 m dan satu ruangan lagi yang berupa lorong panjang ‘katanya’ lorong ini menghubungkan dengan lokasi air terjun Slempret/ air terjun Sri Gethuk. Perkiraan umur goa ini lebih dari 200 tahun, yang didukung dengan adanya pohon langka yaitu pohon Tlumpit (terminalia edulis) yang tumbuh di depan goa.
Satu pohon tua dan langka, pohon Tlumpit di Gua Rancang Kencono #Gunungkidul #Jogja #instadroid (Taken with Instagram)  
Semacam prasasti yang ada di dalam Goa Rancang Kenaca bertuliskan "Prasetya Bhinnekaku".
Dari Goa Rancang Kencana perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju air terjun Sri Gethuk.

Di tengah perjalanan kami duduk istirahat sebentar sambil menikmati Susu Kedelai dan makanan khas yang disediakan.
Susu Kedelai, minuman khas Srigethuk

Kedua kalinya mengunjungi tempat ini rasanya tetap sama, begitu sampai di lokasi air terjun Sri Gethuk rasanya pengen nyebur berenang, karena kombinasi pemandangan alam yang indah berpadu dengan tebing-tebing, air yang terlihat menyegarkan dan panasnya Jogja saat itu.

Air terjun Sri Gethuk ini berasal dari tiga sumber mata air yaitu sumber mata air dong Poh, Ngandong dan Ngumbul. Air tejun ini memiliki ketinggian sekitar 80 m dan berada tepat di tepi Sungai Oyo. Usai menikmati air terjun Sri Gethuk kami kembali ke bus dengan menyusuri sungai menggunakan perahu atau lebih tepat disebut gethek dan menikmati aliran sungai disertai tebing setinggi 50 m di kanan kiri sungai.
Menepi setelah menyusuri sungai di Air Terjun Sri Gethuk #Gunungkidul #Jogja #instadroid (Taken with Instagram)   
Setelah kegiatan kurang lebih setengah hari yang cukup mengeluarkan energi kami melanjutkan perjalanan untuk mencari asupan energi. Ya makan siang di Rumah Makan Bu Sudar dengan sajian khas Gunung Kidul, Nasi Merah Sayur Lombok Ijo. Di perjalanan menuju rumah makan bapak tour guide sempat memberi info agar kalau minum di Gunungkidul ada baiknya disisakan sekitaran 1/3 gelas karena kandungan kapur di air Gunungkidul cukup tinggi. Jadi bagi orang yang bukan orang Gunungkidul yang tidak terbiasa dapat menimbulkan gangguan seperti batu ginjal. Lalu aman kah untuk orang Gunungkidul? Orang Gunungkidul biasanya sering mengkonsumsi makanan yang berbahan ketela jadi ketela itu semacam menjadi penetralisirnya.

goapindul.com
Setelah kenyang dan istirahat sejenak kami melanjutkan perjalanan menuju desa Bejiharjo kecamatan Karangmojo kabupaten Gunungkidul yang letaknya ± 6km arah utara kota Wonosari. Ini merupakan tujuan utama yang saya tunggu yaitu cave tubing di Goa Pindul. Goa Pindul adalah goa horizontal yang dilewati aliran sungai bawah tanah sepanjang 350 m. Lalu cave tubing? Cave tubing merupakan kegiatan menyusuri goa dengan mengenakan pelampung ban dan pelampung jaket, jadi aman bahkan untuk yang tidak bisa berenang. Selama cave tubing kami disuguhi aliran air yang tenang (untuk menyusuri sungai ditarik oleh pemandu), stalaktit, stalakmit, batu-batuan gua dan bahkan ada kelelawar. Dulunya sebelum menjadi obyek wisata seperti sekarang ini, goa pindul dipenuhi dengan kelelawar ada kelelawar pemakan serangga dan pemakan buah. Goa Pindul ini memiliki 3 zona yaitu zona terang, zona remang dan zona gelap. Kedalaman air di Goa Pindul juga berbeda-beda mulai dari 4 m sampai 8 m.

Stalagtit dan Stalagmit di Goa Pindul beberapa masih aktif, bisa ditandai dengan air yang menetes namun jika kita menyentuhnya dapat  mengganggu pertumbuhannya. Ada juga Stalagtit/Stalagmit jika dipukul mengeluarkan bunyi seperti gong. Stalagtit terbesar di Goa Pindul merupakan stalagtit yang mempunyai peringkat no. 4 di dunia. Bahkan di sana terdapat batu yang katanya kalau seorang wanita terkena tetesan airnya makan kecantikannya akan bertambah. Dan saya yang saat itu berada dibawahnya sontak berharap kena tetesan lalu bapak pemandunya dengan usil menciprati air ke batu itu sambil berkata “Kalau nunggu kelamaan, kalau emang beruntung sih bisa.” Stalagtit dan Stalagmit di sana juga ada yang sudah menyatu hingga berbentuk seperti pilar besar yang disebut Soko Guru. Di tengah goa ini terdapat lubang yang cukup besar di atas, jika cuaca sedang bagus cahaya matahari biasanya masuk melalui lubang itu hingga menambah keindahan Goa Pindul. 

Ketika sampai di zona gelap pemandu meminta kami untuk berdoa dan suasananya memang mendukung untuk merenung, seketika pemandu mematikan lampu dan keadaan gelap total.

Sebelum sampai di mulut goa, pengunjung dibiarkan bermain-main bebas ada yang berenang loncat dari batu yang ada di goa atau cuma duduk diam seperti saya KDan karena itu saya memutuskan kalau saya harus ke sana lagi untuk membalaskan dendam cebur-ceburan di sana.

Kalau pengunjung ingin bermain-main dengan leluasa di Goa Pindul ada baiknya jangan berkunjung saat weekend karena biasanya sangat ramai.

Puas bermain air lalu kami diajak keluar goa pertanda cave tubing telah selesai. Cukup senang karena saya yang tidak membawa baju ganti bisa dibilang cukup kering tapi tiba-tiba ada pemandu yang bilang, “Ayo temannya yang belum basah dibasahin aja.” Seketika air bercipratan ke sana ke mari.

Selesai cave tubing kami kembali ke Wisawisata dengan menaiki kendaraan yang disediakan dan di sana pengunjung bisa menikmati Wedang Pindul.

Destinasi terakhir perjalanan Progosari hari itu Bukit Bintang, awalnya ada tempat yang akan dikunjungi sebelum ke sana namun dari hasil voting melihat waktu saat itu kunjungan pun dibatalkan.

Rencana awal adalah menikmati senja di Bukit Bintang namun karena kemoloran waktu akhirnya kami menikmati malam di Bukit Bintang ditemani secangkir kopi dan snack. Sesaat lagu Endah N Rhesa - Liburan Indie mengalun di kepala saya
"Menikmati pagi sore dan malam
Secangkir kopi panas santai tanpa batas"


Ya perjalanan Familiarization Tour Progosari hari pertama telah selesai, kembali ke Dinas Pariwisata Yogyakarta, peserta tour kembali ke tempat masing-masing dan bersiap untuk tour berikutnya.

Bersambung....

You Might Also Like

0 comments