Sebuah foto memang mampu membangkitkan kenangan hingga kita ingin kembali ke tempat atau momen yang tergambarkan. Hal itu juga yang saya rasakan ketika melihat kembali foto-foto liburan di kawasan hutan pinus Bukit Moko tahun 2014 lalu. Berikut ini fotonya:
Akhir-akhir ini memang saya punya hobi baru. Selain beberes rumah, saya merasa sudah perlu untuk merapikan file-file digital yang ada dilaptop. Memilahnya, membuang yang tidak penting dan menyimpan yang dibutuhkan. Ya, tentu saja termasuk foto-foto liburan selama beberapa tahun terakhir ini.
Ah, kembali ke hutan pinus! Karena rasanya udah pengen ke sana, akhirnya saya coba mengajak para sahabat yang ternyata disambut dengan sangat baik. Syukurlah...
Sudah sekitar satu minggu yang lalu kami ke sana dan karena hari ini sedang berkumpul, saya coba bertanya tentang kesan dan apa yang mereka sukai dari hutan pinus.
Jadi ceritanya, kami kemarin ke hutan pinus Becici, di sana ada deretan warung-warung. Selain menjajakan makanan, mereka pun menyediakan souvenir salah satunya adalah gelang-gelang dengan harga Rp5000 dapat tiga. Tiba-tiba ide itu pun muncul. Tapi persahabatan kita nggak cuma seharga lima ribu kan?
Sekarang saya percaya bahwa terlalu padat rutinitas dan terlalu luang hari-hari yang dimiliki sama-sama tidak baik. Untuk mengatasi dua hal itu, kita memang butuh melarikan diri dan ada serta menikmati suasana baru.
Sementara itu, bagi saya alasan untuk suka hutan pinus adalah karena saya suka pohon dan suasana teduhnya. Selain pemandangan yang asri, hutan pinus pun menyajikan ambience yang cocok untuk menenangkan pikiran. Pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi dan cukup rapat memberikan hawa sejuk yang bahkan mampu mendinginkan hati dan otak.
Beruntung Jogja punya kawasan hutan pinus di sekitaran Dlingo Bantul, jadi tidak perlu jauh-jauh hingga ke Bukit Moko Bandung untuk mengobati kerinduan akan hutan pinus. Ya meskipun hawanya tentu lebih dingin di Bandung.
Dengan semakin populernya wisata hutan pinus di Jogja, Dlingo punya banyak kawasan pinus yang dikelola dengan semakin baik dan punya daya tarik sendiri. Baik itu dari segi pemandangan, fasilitas hingga properti atau spot-spot foto andalan. Sepanjang yang saya ingat, saya baru mengunjungi tiga kawasan hutan pinus berikut ini.
Saya pernah datang ke sana saat momen lebaran dan ternyata ada juga yang menjadikan hutan pinus sebagai tempat untuk mengadakan acara silaturahmi halalbihalal dengan keluarga ataupun kerabatnya lho. Rombongan pengunjung dengan menggunakan bus pariwisata besar pun juga kerap mampir ke sini. Jadi, kalau kamu mencari hutan pinus yang sepi untuk menenangkan diri, tempat ini kurang cocok.
Karena saat weekday, kami bisa menghabiskan waktu cukup lama di sana dengan nyaman. Setahu saya, Becici saat akhir pekan cukup ramai. Kepopulerannya meningkat setelah rombongan Barack Obama mengunjunginya di tahun 2017 lalu.
Selain tempatnya luas dan banyak tempat duduk, dari Puncak Becici kami bisa melihat pemandangan hijau seperti dalam foto di bawah ini. Ternyata, cukup tinggi juga ya.
Hutan pinus dari waktu ke waktu mungkin akan tetap sama. Namun, jika sedang suntuk rasanya tidak akan bosan untuk kembali lagi ke sana. Sampai jumpa lagi pepohonan!
-nikaresti
Akhir-akhir ini memang saya punya hobi baru. Selain beberes rumah, saya merasa sudah perlu untuk merapikan file-file digital yang ada dilaptop. Memilahnya, membuang yang tidak penting dan menyimpan yang dibutuhkan. Ya, tentu saja termasuk foto-foto liburan selama beberapa tahun terakhir ini.
Ah, kembali ke hutan pinus! Karena rasanya udah pengen ke sana, akhirnya saya coba mengajak para sahabat yang ternyata disambut dengan sangat baik. Syukurlah...
Sudah sekitar satu minggu yang lalu kami ke sana dan karena hari ini sedang berkumpul, saya coba bertanya tentang kesan dan apa yang mereka sukai dari hutan pinus.
“Besok pas ke pinus lagi bakal keinget untuk pertama kalinya diusia yang udah segini, kita beli gelang persahabatan,” kata Ika.
Hahahaha ya memang rasanya cukup terlambat untuk punya gelang persahabatan.Jadi ceritanya, kami kemarin ke hutan pinus Becici, di sana ada deretan warung-warung. Selain menjajakan makanan, mereka pun menyediakan souvenir salah satunya adalah gelang-gelang dengan harga Rp5000 dapat tiga. Tiba-tiba ide itu pun muncul. Tapi persahabatan kita nggak cuma seharga lima ribu kan?
“Ke pinus itu buat melarikan diri dari...” kata Runisa sambil berpikir.
“Jangan bilang ‘rutinitas’, kita cah selo,” sahutku.
“Dari kebisingan sekitar.”
Sekarang saya percaya bahwa terlalu padat rutinitas dan terlalu luang hari-hari yang dimiliki sama-sama tidak baik. Untuk mengatasi dua hal itu, kita memang butuh melarikan diri dan ada serta menikmati suasana baru.Sementara itu, bagi saya alasan untuk suka hutan pinus adalah karena saya suka pohon dan suasana teduhnya. Selain pemandangan yang asri, hutan pinus pun menyajikan ambience yang cocok untuk menenangkan pikiran. Pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi dan cukup rapat memberikan hawa sejuk yang bahkan mampu mendinginkan hati dan otak.
Beruntung Jogja punya kawasan hutan pinus di sekitaran Dlingo Bantul, jadi tidak perlu jauh-jauh hingga ke Bukit Moko Bandung untuk mengobati kerinduan akan hutan pinus. Ya meskipun hawanya tentu lebih dingin di Bandung.
Dengan semakin populernya wisata hutan pinus di Jogja, Dlingo punya banyak kawasan pinus yang dikelola dengan semakin baik dan punya daya tarik sendiri. Baik itu dari segi pemandangan, fasilitas hingga properti atau spot-spot foto andalan. Sepanjang yang saya ingat, saya baru mengunjungi tiga kawasan hutan pinus berikut ini.
1. Hutan Pinus Mangunan
Sepertinya Hutan Pinus Mangunan ini adalah kawasan yang hit lebih dulu ya. Bahkan hingga sekarang tetap ramai didatangi wisatawan apalagi saat akhir pekan.Saya pernah datang ke sana saat momen lebaran dan ternyata ada juga yang menjadikan hutan pinus sebagai tempat untuk mengadakan acara silaturahmi halalbihalal dengan keluarga ataupun kerabatnya lho. Rombongan pengunjung dengan menggunakan bus pariwisata besar pun juga kerap mampir ke sini. Jadi, kalau kamu mencari hutan pinus yang sepi untuk menenangkan diri, tempat ini kurang cocok.
2. Hutan Pinus Asri
Ini baru tempat yang tepat untuk menenangkan diri. Pertengahan tahun 2017 lalu, saya dan seorang teman jalan-jalan ke Hutan Pinus Asri ini. Meski hari Sabtu, pengunjungnya tidak terlalu banyak sehingga kami benar-benar bisa menikmati suasana. Kira-kira kalau sekarang masih sepi nggak ya?3. Hutan Pinus Becici/ Puncak Becici
Pertama kali ke Becici, saya langsung teringat Bandung! Entahlah... padahal Pinus Bukit Moko yang pernah saya kunjungi tidak terlalu mirip. Oleh karena itu, menyambung cerita di awal, kemarin saya mengajak teman untuk ke tempat ini.Karena saat weekday, kami bisa menghabiskan waktu cukup lama di sana dengan nyaman. Setahu saya, Becici saat akhir pekan cukup ramai. Kepopulerannya meningkat setelah rombongan Barack Obama mengunjunginya di tahun 2017 lalu.
Selain tempatnya luas dan banyak tempat duduk, dari Puncak Becici kami bisa melihat pemandangan hijau seperti dalam foto di bawah ini. Ternyata, cukup tinggi juga ya.
***
-nikaresti