ART|JOG 2017 membuat saya tertarik dan tidak sabar untuk menyambanginya, terlebih lagi karena saya melewatkan event ini di tahun 2015 dan 2016. Yah, meskipun saya hanya menikmati karya-karya seniman dari kacamata orang biasa yang tidak paham dan mengenal seni dengan baik.

Mengangkat tema Changing Perspective, ART|JOG 2017 mengajak para seniman untuk berbagi sudut pandang tentang hal-hal yang mulai berubah di sekitar kita karena perkembangan teknologi dan peradaban. Berikut ini adalah beberapa karya seniman di ART|JOG 2017 yang menjadi favorit saya.

Floating Eyes ini memang menjadi ikon dari ART|JOG di tahun ke-10 nya ini. Begitu memasuki kawasan Jogja National Museum, pengunjung akan disambut oleh beragam seri dari Floating Eyes ini.

"Karya ini adalah upaya untuk menyusun kembali ruang untuk bertemu, bermain dan mempertahankan interaksi sosial di era digital. Konsep ruang personal dan ruang publik telah dikaburkan oleh media sosial. Paradoks baru berupa perubahan perspektif dalam memaknai interaksi fisik adalah tantangan yang perlu kita jawab dengan segera."
-sumber: artjog.co.id-

Ini adalah karya yang paling saya suka. Selain photography dan scanography, kolaborasi ini juga menampilkan video dokumenter yang sangat mengesankan. Karya ini bercerita tentang konservasi alam, Tangkahan, yang memiliki interaksi kuat antara masyarakat, satwa dan alam. Hal itu juga dituliskan dalam tujuan pembuatan proyek ini, yakni

"...untuk menceritakan kondisi dan permasalahan yang ada pada sebuah lokasi yang memiliki keterkaitan antara masyarakat dan alamnya, dari sudut pandang seorang seniman sehingga masyarakat luas mendapatkan sudut pandang baru selain yang selama ini mereka peroleh dari sudut pandang penelitian ilmiah, aktivisme dan jurnalisme."
-sumber: artjog.co.id-

Lebih dari tiga puluh menit saya berada di ruang pameran Tangkahan Project ini. Kombinasi visual dan audio pada film dokumenternya memberikan kesan yang 'adem', apalagi mata saya dimanjakan dengan adanya pemandangan hijau, sungai, gajah, bebatuan dan suara gemercik air.

Bagi pengagum tangan dan otak kreatif seperti saya, melihat karya ini sangat mengagumkan. Melihat lebih dekat, instalasi Silent Prayers ini berasal dari benang rajut, dakron dan bahan lainnya yang dibentuk menjadi koral yang menyala.

"Instalasi rajutan berupa kiasan koral mati diharapkan menjadi pengingat untuk lebih mawas diri terhadap keberadaan lingkungan sekitar. Alam rusak tidak akan pernah kembali baik jika tidak menjaganya. Doa bisa jadi hanya sebuah panggilan dan harapan kosong tanpa adanya perbuatan untuk merealisasikannya."
-sumber: artjog.co.id-

Karya ini seakan menjadi sindiran bahwa terkadang kita terlalu fanatik pada brand tertentu hingga mengesampingkan kualitas dan kebutuhan.

"Brand dan logo seolah menjadi dewa yang selalu dipuja-puja tanpa tahu persis apa dan bagaimana kebutuhan yang kita prioritaskan."

-sumber: artjog.co.id-

"Karya ini berbicara tentang hal-hal yang akan terjadi di depan kita. Hal-hal yang dapat diprediksi namun juga tidak dapat diketahui. Dalam karya ini saya menggabungkan dua buah konteks; ketidakteraturan dan konstan. Dua hal tersebut memiliki nilai yang masing-masing bertolak belakang, namun di karya ini saya gabungkan menjadi satu kesatuan. Suatu hal yang terjadi terus menerus namun tidak beraturan."

-sumber: artjog.co.id-

6. Reflection - I Gusti Ngurah Udiantara