Traveler yang Tertunda: Menapaki Gunung Api Purba
5:47 PM1 Januari 2013
"Jadi?" sebaris sms yang saya kirimkan pagi itu kepada seorang teman.
Setelah dia meng-iya-kannya saya bergegas mandi dan bersiap, tepat jam 6.34 saya mengendarai sepeda motor meluncur menuju rumahnya. Sekitar 15 menit kemudian saya sampai di rumahnya lalu jam 7 kami melanjutkan perjalanan ke Selatan melewati Ring Road Selatan lalu berbelok ke arah Jalan Wonosari. Berbekal ingatan tentang peta yang sebelumnya saya lihat dari web wisata tersebut kami terus mengikuti jalanan naik ke arah Gunung Kidul dengan perkiraan sekitar 40 - 50 menit kami akan sampai di lokasi, ya Gunung Api Purba Nglanggeran. Dari Bukit Bintang masih naik lalu akan menjumpai Polsek Patuk di sebelah kanan atau GCD FM di sebelah kiri lalu berbelok ke kiri di jalan sebelah GCD FM tersebut, untuk lebih menyakinkan di sana sudah terpasang petunjuk arah. Dari situ hanya perlu mengikuti jalanan desa yang cukup sepi sekitar 7 km atau 15 menit.
"Ini kayak jalanan di rumah Eyangku di Kebumen mana lihat orang-orang ngangkutin barang-barang ke pick up juga," kata teman saya ketika melihat serombongan ibu-ibu dan bapak-bapak yang sedang sibuk memindahkan barang-barangnya ke pick up.
Di tengah perjalanan kita bisa melihat stasiun relay televisi nasional dan itu adalah pertanda sudah sampai di desa Ngoro-ngoro. Dari daerah ini kita sudah bisa melihat Gunung Api Purba Nglanggeran.
"Lah ternyata tinggi juga ya?" seketika tawa kami pun pecah.
Setelah melihat Puskesmas Patuk II atau Puskesmas Tawang ambil jalan ke kanan dan ikuti jalan sampai nanti akan terlihat loket pembelian karcis dan parkiran. Saat itu kami membayar Rp 5.000 per orang, di hari biasa pengunjung hanya membayar Rp 3.000 per orang.
Ya, kami sudah sampai di Gunung Api Purba Nglanggeran!
Gunung Api Purba lebih tepatnya terletak di desa Nglanggeran Kecamatan Patuk dengan jarak tempuh 22 KM dari kota Wonosari atau 25 KM dari kota Jogja. Gunung Api Purba memiliki ketinggian antara 200-700 mdpl, kawasan ini sangat cocok untuk panjat tebing, jelajah alam, berkemah dan tracking. Gunung Nglanggeran ini juga terdiri dari banyak gunung diantaranya Gunung Kelir, Sumber Air Comberan, Gunung Gedhe, Gunung Bongos, Gunung Blencong, Gunung Buchu, Tlogo Wungu, Tlogo Mardhido, Talang Kecono dan Pemean Gadhung. Untuk lebih lengkapnya silahkan cek gunungapipurba.com.
Ketika baru memasuki kawasan Gunung Api Purba pengunjung dapat melihat Pendopo Joglo Kalisong, pendopo ini biasanya digunakan untuk beristirahat atau sebagai tempat pertemuan.
Ketika orang-orang sibuk turun membawa peralatan camping atau sehabis melihat sunrise di puncak Gunung Api Purba, kami baru akan naik. Banyak rombongan yang tidak ingin melewatkan momen pergantian tahun dengan mencari suasana yang berbeda di sini atau sengaja naik dini hari untuk berburu sunrise. Sebenarnya kami juga berencana berburu sunrise di sini tapi selalu saja terhalang mata yang susah bangun di pagi-pagi buta.
Untuk naik ke puncak Gunung Api Purba kita tidak perlu khawatir kalau tidak tahu jalan karena di sana sudah ada jalur pendakiannya bahkan sudah disediakan tali untuk naik di medan batuan yang cukup miring.
Ada satu tempat yang cukup menarik yaitu Lorong Sumpitan. Lorong ini mempunyai panjang sekitar 30 m yang dihimpit oleh dua buah bebatuan yang tinggi dan terdapat batu yang terhimpit di lorong ini. Karena lorong ini hanya cukup dilewati satu orang saya dan teman saya menunggu cukup lama karena ada rombongan orang yang baru turun.
Belum sampai puncak saja kami sudah disuguhi pemandangan yang sangat hijau, hamparan sawah dan stasiun relay yang kami lewati saat di jalan tadi.
"Baru mau naik mbak?" kata seseorang yang baru saja turun dan berpapasan dengan kami.
"Iya mas."
"Hati-hati ya mbak di atas jalannya becek dan licin."
Oh pantas saja lumpur menempel di baju dan sepatunya. Menurut cerita dari seseorang yang berpapasan dengan kami juga, semalam banyak rombongan yang nekat naik walaupun hujan deras dan tentu saja menyebabkan jalanan menjadi becek dan bertambah licin. Oke kami memutuskan tetap jalan naik walaupun sebenarnya waktu dan kondisinya kurang tetap. 'Coba dulu' semacam motiviasi sepanjang jalan menuju puncak.
Dan benar saja semakin ke atas jalanan setapak menjadi semakin berlumpur.
Selain melewati tangga, jalan setapak, tali bahkan kita harus memanjat batu yang cukup besar.
"De kayaknya ini aku salah langkah," kataku dalam posisi naik ke batu.
"Udah langsung naik aja," sahutnya.
Seperti dugaanku, begitu mau melangkahkan kaki ke atas tiba-tiba aku tergelincir dan jatuh dengan posisi tengkurap. Oke beneran jatuh dan celanaku terkena lumpur.
Satu pelajaran penting, kalau mau naik atau jalan lebih baik berhenti sebentar dan berpikir mau lewat mana jalannya. Kalau ada pohon atau tumbuhan didekatnya gunakan ranting atau batangnya untuk pegangan tapi pastikan ranting atau batangnya cukup kuat dan pastikan juga kalan akarnya tidak tercabut.
Setelah sekitar 1.5 jam perjalanan (harusnya bisa lebih cepat 1 jam, molor karena banyak berhenti papasan dengan rombongan yang mau turun) walaupun sampai jatuh, tergelincir sampai berlumuran lumpur kami sampai di puncak.
Menghilangkan lelah sejenak sembari menikmati pemandangan |
Seorang agen Neptunus yang berdoa pada Zeus, @ciwulsky. |
Sebenarnya dari rumah sudah berencana foto-foto pakai Octopus bahkan udah nyiapin roll film baru tapi pas sampai di atas film di kameranya habis dan pas mau digulung sepertinya ada masalah. Ternyata pas udah dicek, filmnya lepas dari clusternya.
Setelah puas menikmati pemandangan, berfoto-foto, beristirahat sambil makan biskuit kami pun melanjutkan perjalanan turun. Nah ketika kami turun kami berpapasan dengan pengunjung yang baru akan naik. Kalau pas kami naik papasan dengan orang turun yang berpenampilan anak pecinta alam sedangkan ketika kami turun kami berpapasan dengan 'wisatawan' yang akan naik.
before-after kondisi sepatu |
Kami sempat merencanakan kalau nanti kami akan kembali menjelajah Gunung Api Purba lagi, camping, atau berburu sunrise di sana. Dari perjalanan ini ada satu pelajaran yang saya dapat:
Terkadang kita bilang 'tidak bisa' tanpa kita mencobanya terlebih dahulu. Berpikiran negatif terhadap satu hal yang belum pasti kita tahu. Lebih baik kita mencoba walaupun nantinya gagal atau berhasil yang terpenting kita sudah berusaha.
"Nanti jalan pulang kita mampir jajan es cendol ya!"
0 comments