Pelarian ke Pantai Drini
5:39 PM
Selasa, 18 Desember 2012. Ada satu hal yang berbeda dari hari Selasa ini bagi anak-anak F3.2 PTI 2011. Ya, kami sudah terbebas dari #HelloPrap dan segala mata kuliahnya di semester ini yang membuat ujian teori dimajukan dan sepertinya tanpa ujian praktek. Anggap saja sebagai pelarian, sebagian besar anak F3.2 kabur ke Pantai Drini Gunungkidul. Sebenarnya rencana ini sudah disusun sekitaran satu minggu sebelumnya tanpa ada kata sepakat kemana tujuannya. Tapi yang terpenting liburan sejenak sebelum menghadapi UAS praktek di hari Rabu dan Kamis-nya.
Setelah mendapat informasi kalan teman-teman yang rumahnya di daerah kampus berkumpul di kampus jam 6.30 yang tentunya ada sedikit kemoloran. Lalu berlanjut kumpul di rumah seorang teman di Jl. Wonosari lalu jemput satu orang lagi yang rumahnya di kaki gunung. Oke rombongan sudah siap mengendarai motor dan duduk manis tapi ternyata kami berbelok sebentar menyergap seorang teman yang rumahnya di dekat Bukit Bintang. Sesuai dugaan, benar saja, orangnya baru bangun dan belum mandi. Ah sudahlah tanpa pikir panjang culik saja orangnya toh nanti juga main air.
Kali ini perjalanan ke pantai melewati jalur selatan atau apa nggak tau namanya. Jelasnya kami lewat arah menuju ke Air Terjun Sri Gethuk tetapi lurus terus ke Selatan. Jalanan ini bisa dibilang lebih sepi dan pemandangannya lebih bagus dibandingkan jika melewati Kota Wonosari.
Inti dari perjalanannya adalah lurus ikuti jalan utama.
Sampai nanti akan sampai di pos untuk membayar tiketnya. Hanya dengan membayar 3000 rupiah kami bisa menjelajah deretan pantai yang ada di sana tapi itu tidak termasuk biaya parkir di setiap pantainya. Sesuai rencana kami menuju Pantai Drini, seingat saya pantai ini terletak di Timur Pantai Sepanjang. Begitu sampai di tempat bisa dibilang cukup ramai karena ada rombongan siswa sekolah yang sedang berkemah dan rombongan bus yang katanya anak pesantren dari luar kota.
Dan ini dia, Pantai Drini.
Sejenak hamparan pasir putih, birunya ombak, angin pantai dan panasnya matahari turut mengucapkan selamat datang. |
Setelah puas menyusuri tepian pantai, sebagian dari kami menuju ke pulau karang kecil yang ada di Pantai Drini. Untuk naik ke sana kami harus rela menyebrang dan berbasah-basahan. Saran saya untuk naik ke pulau karang kecil ini adalah perhatikan langkah Anda karena setiap orang yang naik ke sini pasti basah dan membuat tanah di sana licin dan sedikit becek.
Ini dia pemandangan dari atas pulau karang.
Melihat pantai dan pulau-pulang karang berjejeran serta mendengar deburan ombak yang menghempas karang seakan membuat saya ingat terjun dan berenang bersama ombak.
Jika ingin melihat lebih tinggi di sini disediakan semacam tiang yang bisa dipanjat seperti di bawah ini. Dan itu ada salah satu teman saya yang mencoba naik tapi dibatalkannya karena takut nggak bisa turun.
Setelah puas menikmati pemandangan dari atas dan berfoto-foto kami turun lagi untuk bergabung dengan tiga orang yang tidak ikut naik ke pulau karang.
Ketika kami naik ketinggian air hanya sebatas di bawah pinggang tapi begitu kami turun air sudah sampai di perut.
*ini aku lupa ngelepas slayer -,- |
Siang pun masih berlanjut dan kami habiskan dengan menikmati camilan, foto-foto, basah-basahan, bercanda, usil, ngobrol bahkan kegiatan yang paling mainstream nulis nama pacar di pasir pantai.
Berhubung sudah waktunya makan siang akhirnya kami memutuskan untuk beralih ke Pantai Baron untuk berburu makanan.
Perjalanan dari Pantai Drini ke Pantai Baron tentu sangat dekat. Begitu sampai di sana -dengan keadaan matahari sangat terik- ada yang memutuskan langsung cari tempat makan dan sebagian menengok menghampiri lautnya. Ternyata keadaan Pantai Baron pas lagi...
Ya, Pantai Baron pas airnya secoklat susu. Herannya lagi, di air secoklat itu tetep ada yang mandi di sana.
Setelah kenyang kami berlalu pulang ke tempat asal masing-masing. |
Terima kasih untuk mini trip Drini-Baron akhi andri disma hanan ipeh jo rahma rifa roma soebur. Mari rencanakan liburan yang lebih bebas.
0 comments