Kisah Satu Delapan Tiga
8:43 AMSepertinya mahasiswa di kampus ini hanya diberi kesempatan sekali libur selama tiga bulan, itu pun dulu semester 2. Tahun lalu, disibukkan dengan Praktik Industri dan tahun ini KKN PPL.
Ketika di Instagram tersebar berbagai foto lokasi KKN yang sangat memukau entah itu laut, pulau, gunung dan segala macam. Saya cuma bisa gigit jari. Kampus membatasi segala jarak dan tempat untuk kegiatan ini. Dan saya tetap di sini, di Jogja lebih tepatnya Bantul. Dulu menurut saya Jl. Parangtritis itu lumayan jauh, apalagi ISI tapi apa mau dikata 2,5 bulan ini selalu mondar-mandiri melewati jalan itu. Bahkan rutinitas itu membuat seolah-olah jarak menyusut.
Dua setengah bulan ini diawali dengan memilih SMK Negeri 2 Srandakan yang ada di portal pendaftaran PPL. Berita buruknya, SMK Negeri 2 Srandakan itu nggak ada! Di tengah kepanikan pendaftaran PPL yang membuat begadang sampai jam tiga pagi akhirnya kita ber-positive thinking kalau SMK Negeri 2 Srandakan itu maksudnya adalah SMK Negeri 2 Sewon. Mungkin admin typo atau segala macamnya.
Lokasi PPL sudah fix lalu tiba waktunya lokasi KKN ditentukan oleh kampus. Katanya, nggak bakalan jauh-jauh dari lokasi PPL. Kalau boleh milih, saya pilih Tembi. Entahlah, sedikit jatuh hati pada Tembi Rumah Budaya sebenarnya.
KKN PPL itu apa? Gampangnya KKN (Kuliah Kerja Nyata) itu di masyarakat sedangkan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) itu di sekolah. Iya di sekolah, ngajar. Namanya juga kuliah di prodi pendidikan.
Meski sudah dibekali dengan segala macam kuliah pendidikan (yang tidak pernah saya dengarkan) dan micro teaching (yang siswanya cuma teman satu kelas dan kebanyakan mlipir), ngajar itu nggak gampang. Jujur, mungkin di awal saya masih merasa yang penting materi tersampaikan, paham atau nggak terserah, ngajar 10 kali, PPL selesai, udah. Meski saya tahu harusnya lebih dari itu.
Tapi ternyata, seneng lho ketika ada yang paham dengan apa yang kita sampaikan bahkan memberi respon dan antusias yang baik ketika di kelas. Selalu ada keseimbangan kan? Nah begitu pula kadang rada sedih atau kesal ketika dicuekin di kelas, sibuk dengan perangkat digital masing-masing atau bahkan beberapa yang bersikap acuh tak acuh atau ngeyel.
Paham kok gimana masa-masa sekolah. Dulu jaman SMA, ketika ada mbak/mas PPL saya juga pernah seperti itu. Dulu, menurut saya mbak/mas PPL itu terlihat sudah sangat dewasa. Tapi sekarang, hey! saya ada di posisi itu dan saya merasa masih sangat muda. Meski saya tidak tahu apakah saya akan jadi seorang guru nantinya, setidaknya saya sudah dapat bekal pengalaman.
Sedikit tentang KKN, KKN itu harus siap denger omongan orang entah itu baik atau tidak. Karena KKN, masyarakat yang kita hadapi. Belajar dari dan di masyarakat itu susah-gampang.
Satu hal yang menyenangkan dari KKN PPL adalah teman. Di sini, bertemu dengan teman baru. Banyak yang berubah ya. Dari yang tadinya tidak tau jadi tau. Tau sifatnya, kebiasaannya, plus dan minusnya juga. Yang jelas bakalan kangen banget sama kalian, 183.
0 comments